Investasi Saham Jangka Panjang

Lagi ramai bahasan tentang influencer yang kaya dari menjadi affiliator aplikasi binary option. Saya sepakat kalau binary option lebih pas disebut judi ketimbang investasi. Yang akan kaya adalah bandar karena 70% penjudi akan kalah, sedangkan 30% yg menang akan main terus untuk kemudian kalah. Yang juga akan kaya adalah broker/afiliator, karena mereka mendapat fee dari setiap transaksi, baik saat pemainnya menang ataupun kalah. Sudah banyak yang mengulas itu. Jadi lebih enak kita bahas investasi beneran aja, siapa tahu ada yang terpikir ke sana 😀

Dulu berkesempatan belajar value investing pada tahun 2007. Sampai sekarangpun masih cetek banget ilmunya. Tapi sering juga ditanya ttg cara berinvestasi. Jadi beberapa poin ini mungkin bisa menggambarkan cara berinvestasi.

A. Dana Investasi:

1. Siapkan “uang dingin”. Uang yang tidak akan terpakai untuk kebutuhan apapun. Kalau belum punya, jangan berinvestasi. Lebih baik menabung dulu.

2. Bagi dana menjadi 2 (dua) bagian. Rasio yg umum adalah 50:50. Jadi jika dananya 100jt, maka alokasikan 50jt untuk dibelikan saham dan alokasikan 50jt untuk dibelikan asset setara kas.

B. Membeli asset:

1. Asset setara kas (selanjutnya disebut asset kas) adalah asset yang nilainya berkembang (minimal) senilai inflasi, serta mudah untuk dicairkan (dijual agar menjadi uang kas). Asset ini biasanya berbentuk obligasi/sukuk. Deposito tidak termasuk, karena umumnya bunga deposito lebih rendah dari inflasi. Jikapun ada yang tinggi, biasanya tidak dijamin LPS. Belikan 50jt ke instrumen asset setara kas.

2. Gunakan 50jt lainnya untuk membeli saham perusahaan di bursa efek. Prinsipnya, belilah saham yang tingkat keuntungannya (ROE) cukup tinggi dan sedang dijual pada harga murah.

3. Indikator yang umum digunakan adalah PER dan PBV. PER (Price/Earning Ratio) menunjukkan berapa harga yang harus kita bayar untuk setiap rupiah profit yang diperoleh perusahaan tersebut. PBV (Price/BookValue) menunjukkan berapa kali lipat harga yang harus kita bayar dibanding dengan nilai buku (ekuitas) perusahaan tersebut. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang mengacu pada prinsip akuntansi.

4. Beli saham yang PER x PBV < n. Dimana n adalah tingkat resiko yang kita bisa tolerir. Misalnya kita menganggap PER yang wajar adalah 10 dan PBV yang wajar adalah 1.5, maka n = 10 x 1.5 = 15. Carilah saham yang PER x PBV nya dibawah 15. Itu menunjukkan perusahaan tsb profitable tapi sedang dihargai murah oleh para pelaku pasar.

5. Sebagai catatan, meski PBV-nya rendah alias dijual lebih murah dari nilai bukunya, jangan membeli saham yang ROE-nya kelewat rendah. Karena itu menandakan perusahaan tersebut buruk (tidak profitable). Barang jelek yang dijual murah tetap gak layak untuk dibeli.

C. Rebalance:

1. Setiap 6 bulan, lakukan rebalance. Caranya, hitung nilai pasar dari saham yang dimiliki dan nilai asset setara kas di waktu tersebut. Jika nilai saham lebih besar dari nilai kas, jual beberapa lot dan belikan asset kas agar proporsinya kembali menjadi 50:50. Kebalikannya jika asset kas lebih besar dari nilai saham, maka jual asset kas dan belikan saham agar proporsinya kembali menjadi 50:50. Ini harus dilakukan untuk masing-masing saham, karena kenaikan/penurunannya berbeda-beda.

2. Dengan melakukan rebalance, kita akan punya uang untuk membeli saham saat harganya rendah dan punya kesempatan untuk menjual saat harganya tinggi.


Beberapa Tips

1. Past performance is no guarantee of future results. Perhatikan jika ada perubahan fundamental pada bisnis perusahaan yg kita beli.

2. Jangan pernah melihat ticker, grafik naik/turun harga saham, apalagi rekomendasi broker. Jangan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil analisa orang lain.

3. Jangan memberi rekomendasi beli saham apapun pada teman. Kalau untung gak kebagian, kalau rugi malah bisa disalahkan. Jalan masing-masing aja bro 😀

4. Jangan membeli saham perusahaan kalau tidak (cukup) yakin bahwa kita tidak perlu menjualnya (kecuali utk rebalance) dalam minimal 5-10 tahun mendatang.

5. Beli saham sesuai moral value kita. Sebagian investor enggan membeli emiten rokok. Sebagian lagi hanya mau membeli emiten yang masuk daftar saham syariah.

6. Tidak boleh membeli saham dengan pikiran mau serok di bawah dan jual di atas. Kita mau ber-investasi, bukan berspekulasi. And yes, dalam definisi ini, yang biasa disebut sebagai “trading” dianggap kegiatan spekulasi, bukan investasi.

1 thought on “Investasi Saham Jangka Panjang

  1. A debt of gratitude is in order for this awesome post, i discover it extremely intriguing and exceptionally well thoroughly considered and set up together. I anticipate pursuing your work later on.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this:
search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close